12 April 2009

Kisah Perjalanan Ruh Manusia Setelah Matinya

Berikut hadits yang penuh berisi nasehat bagi orang yang mau memikirkannya.

Dari Al-Bara’ bin ‘Azib, dia berkata:”Kami keluar bersama Rasulullah
Salallahu ‘Alaihi wa Salam (mengantarkan) jenazah seorang laki-laki
Anshar. Kemudian kami sampai di kuburan, tetapi belum dibuatkan lahd *1).
Maka Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam duduk, dan kami duduk di
sekitar beliau. Seolah-olah di atas kepala kami (hinggap) burung *2).
Ditangan beliau terdapat kayu yang beliau pukulkan ketanah sampai
berbekas.

Lalu beliau mengangkat kepalanya, kemudian bersabda:”Berlindunglah kepada
Allah dari siksa kubur!”-dua kali atau tiga kali- kemudian
beliau bersabda:”Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin, saat akan
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya
malaikat-malaikat dari langit, wajah-wajah mereka putih, wajah-wajah
mereka seolah-olah matahari. Mereka membawa kafan dari kafan-kafan sorga,
dan hanuth *3)dari hanuth sorga. Sehingga para malaikat itu duduk dari
hamba yang mukmin itu sejauh mata memandang.

Dan datanglah malakul maut ‘alaihis salam *4) sehingga dia duduk
dekat kepalanya, lalu berkata: “Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang baik,
keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaanNya!”. Maka nyawa itupun
keluar, ia mengalir sebagaimana tetesan air mengalir dari mulut qirbah
(wadah untuk menyimpan air
yang terbuat dari kulit), lalu malakul maut itu memegangnya.

Setelah malakul maut itu memegangnya, mereka (para malaikat yang
berwajah putih itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata di
tangannya, mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada kafan sorga itu.
Dan keluarlah darinya bau misk yang paling wangi yang dio dapati di atas
bumi.

Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat, kecuali sekelompok malaikat itu
bertanya:”Ruh siapakah yang baik ini?”. Mereka menjawab:”Si Fulan anak Si
Fulan”, dengan nama terbaik yang dia dahulu diberi nama di dunia.
Sehingga mereka membawa nyawa itu sampai ke langit dunia. Kemudian mereka
minta dibukakan untuk nyawa tersebut. Maka langit dunia
dibukakan untuknya.

Kemudian para penghuni pada tiap-tiap langit mengiringi nyawa itu
sampai ke langit yang selanjutnya. Sehingga membawa nyawa itu berakhir ke
langit yang ke tujuh. Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:”Tulislah kitab
(catatan) hambaku di dalam ‘iliyyin *5), dan kembalikanlah dia ke bumi.
(Karena sesungguhnya dari bumi Kami telah menciptakan mereka, dan darinya
Kami akan mengeluarkan mereka, pada waktu yang lain. Maka ruhnya
dikembalikan) *6) di dalam jasadnya.

Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:”Siapakah Rabbmu?”
# Dia menjawab:”Rabbku adalah Allah”.
# Kedua malaikat itu bertanya:”Apakah agamamu?”
# Dia menjawab:”Agamaku adalah Al-Islam”.
# Kedua malaikat itu bertanya:”Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada
kamu ini?”
# Dia menjawab:”Beliau utusan Allah”.
# Kedua malaikat itu bertanya:”Apakah ilmumu?”
# Dia menjawab:”Aku membaca kitab Allah, aku mengimaninya dan
membenarkannya”.

Maka seorang penyeru dari langit berseru:”HambaKu telah (berkata)
benar, berilah dia hamparan dari sorga, (dan berilah dia pakaian dari
sorga) *7), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.

Maka datanglah kepadanya bau sorga dan wanginya sorga. Dan diluaskan
baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang.

Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian
bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan:”Bergembiralah dengan apa yang
menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan
(kebaikan)”. Maka ruh orang mukmin itu bertanya kepadanya:”Siapakah
engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab:”Aku
adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata:”Rabbku tegakkanlah hari
kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istri dan hartaku”.

Dan sesungguhnya seorang hamba yang kafir, pada saat akan
meninggalkan dunia dan menuju akhirat, turun kepadanya
malaikat-malaikat yang memiliki wajah-wajah hitam.

Mereka membawa pakaian-pakaian dari rambu, sehingga duduk darinya
sejauh mata memandang.

Kemudian datanglah malakul maut, sehingga dia duduk di dekat
kepalanya, lalu berkata:”Wahai nafs (jiwa; ruh; nyawa) yang jahat,
keluarlah menuju kemurkaan Allah dan kemarahannya!”. Maka nyawa itupun
bercerai
-berai di dalam jasadnya. Maka malakul maut mencabutnya, sebagaimana
dicabutnya saffud *8) dari wol yang basah. Lalu malakul maut itu
memegangnya.

Setelah malakul maut memegangnya, mereka (para malaikat yang berwajah
hitam itu) tidak membiarkan nyawa itu -sekejap mata- di tangannya,
sehingga mereka mengambilnya, dan meletakkannya pada pakaian dari
rambut
itu. Dan keluarlah darinya seperti bangkai yang paling busuk yang
didapati di atas bumi.

Kemudian mereka naik membawa nyawa tersebut. Tidaklah mereka melewati
sekelompok para malaikat kecuali sekelompok para malaikat itu
bertanya:”Ruh siapakah yang jahat ini?”. Mereka menjawab:”Si Fulan anak si
Fulan”, dengan nama terburuk yang dia dahulu diberi nama di dunia.
Kemudian minta dibukakan, tetapi langit di dunia tidak
dibukakan untuknya. Kemudian Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam membaca:
“Sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak
(pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum.” (QS. Al
A’raf:40)

Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:”Tulislah kitab (catatan) hambaku di
dalam sijjin”, *9) di bumi yang bawah, kemudian nyawanya dilempar dengan
keras.

Kemudian Rasulullah Salallahu ‘Alaihi wa Salam membaca:
“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia
seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau
diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS: Al Hajj:31)

Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat
mendatanginya dan mendudukkannya:
# Kedua malaikat itu bertanya:”Siapakah Rabbmu?”
# Dia menjawab:”Hah, hah, aku tidak tahu”.
# Kedua malaikat itu bertanya:”Apakah agamamu?”
# Dia menjawab:”Hah, hah, aku tidak tahu”.
# Kedua malaikat itu bertanya:”Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada
kamu ini?”
# Dia menjawab:”Hah, hah, aku tidak tahu”.

Maka seorang penyeru dari langit berseru:”Hambaku telah (berkata)
dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu
untuknya ke neraka”.

Maka datanglah kepadanya panasnya neraka dan asapnya. Dan kuburnya
disempitkan atasnya, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.

Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya berpakaian buruk,
beraroma busuk, lalu mengatakan:”Terimalah kabar dengan apa yang
menyusahkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan
(keburukan)”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya:”Siapakah
engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia
menjawab:”Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata:”Rabbku,
janganlah engkau tegakkan hari kiamat”.

(HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Al-Albani di dalam Ahkamul Janaiz dan
Shahih Al-Jami’ no:1672)

———————————————————————————————————–

1). Celah yang ada pada kiblat kubur sebagai tempat mayit.
2). Di dalam perkataan ini terdapat isyarat diam di saat penguburan, tidak
mengeraskan dzikir-dzikir, dan berteriak dengan tahlil
(perkataan: Allahu Akbar), maka renungkanlah.
3). Minyak wangi khusus yang dicampur untuk mayit, memiliki aroma yang wangi.
4). Banyak orang menamakannya Izra’il, namun itu tidak ada dalilnya. 5).
Dari kata ‘a-’uluw (tinggi),ada juga yang mengatakan: itu adalah langit ke
tujuh, dan disanalah ruh-ruh kaum mukminin.
6). Dalam kurung ini tidak terdapat di dalam kitab berbahasa Arab yang
kami terjemahkan: Al-Maut, karya Syaikh Ali bin Hasan, tetapi ada di dalam
kitab asalnya, Ahkamul Janaiz karya Syaikh Al-Albani, dan
terdapat di dalam lafazh hadits imam Ahmad di dalam Musnadnya, maka
kamipun menuliskannya.
7). Lihat foot note sebelum ini.
8). Gancu; besi-besi bercabang yang dibengkokkan (ujungnya)
9). Yakni: penjara dan tempat yang sempit.

Dikutip dari Majalah As-Sunnah Hal 07, Edisi 02/Tahun VIII/1425H/2004M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar